Kamis, 03 Oktober 2013

API UNGGUN SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN





API UNGGUN SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN


I.     PENDAHULUAN
1.   Api unggun merupakan salah satu bentuk kegiatan di alam terbuka khususnya pada malam hari.  Pada mulanya api unggun digunakan sebagai tempat pertemuan disamping sebagai penghangat badan dan menjauhkan diri dari gangguan binatang buas .

2.   Dalam kegiatan kepramukaan api unggun dilaksanakan sebagai  acara hiburan dengan suasana yang riang gembira.

3.   Tujuan diselenggarakan api unggun adalah untuk mendidik dan menumbuhkan keberanian dan kepercayaan pada diri sendiri melalui cara berpentas.

II.   MATERI POKOK
1.   Nilai pendidikan dari api unggun, diantaranya :
a.     mempererat persaudaraan.
b.     memupuk kerja sama (gotong royong)
c.      menambah rasa keberanian dan kepercayaan  diri
d.     membuat suasana kegembiraan dan kebebasan
e.     mengembangkan bakat  dan kreativitas
f.      memupuk disiplin bagi pelaku dan penonton

2.   Tata cara pelaksanaan api unggun
a.   tempat diselenggarakanya api unggun ialah di medan terbuka, berupa lapangan yang cukup luas, tanahnya kering dengan permukaan  rata.
b.   bila  api unggun dilaksanakan di  lapangan berumput yang tumbuh dengan baik, maka pada tempat yang direncanakan tersebut, rumputnya dipindahkan terlebih dahulu, untuk kemudian ditanam kembali sesudah api unggun selesai.
c.   setelah kegiatan berapi unggun selesai, lokasi api unggun harus bersih seperti semula, tidak terlihat bekasnya.
d.   tidak merusak lingkungan.

3.   Api unggun dapat diikuti oleh Pramuka Penggalang, Penegak dan Pandega.  Pramuka Siaga tidak diperkenankan mengadakan kegiatan  Api unggun, karena :
a.   cuaca malam hari di alam terbuka sangat rawan bagi kesehatan anak usia Siaga.
b.   anak usia Siaga belum mampu mengendalikan diri sehingga sangat menghawatirkan bila mengikuti Api unggun.
c.   kegiatan pengganti api unggun untuk anak Siaga dapat dilaksanakan pada siang hari dalam bentuk Pesta Siaga, Panggung gembira, gerak , lagu dan sebagainya.

4.   Macam - macam bentuk Api Unggun

a.   Bentuk Piramid

1)  kayu disusun berbentuk piramid makin tinggi makin kecil


 
)  piramid ada yang berbentuk segi tiga, ada yang berbentuk segi empat

b.   Bentuk Pagoda
      Di tengah terdapat kayu besar yang dipancangkan, kayu lain disandarkan pada tonggak tersebut, di tengah-tengah diberi kayu yang mudah terbakar.

   
c.    Bentuk Pagoda Roboh
      Ujung kayu diatur agar bertemu di tengah-tengah. Di tempat pertemuan kayu diberi kayu-kayu kecil/sampah yang mudah dibakar.  Bentuk pagoda roboh dibuat bilamana, bentuk dan panjang kayu tidak sama.

d.   Bentuk Kursi
Bentuk unggun seperti kursi, menggunakan kayu yang diletakan berjajar seperti kursi.
  Cara membuat :
    dua pancang kayu dipancangkan sejajar condong (45 - 60 ) derajat
-    dua kayu lain diletakkan rebah dekat pancang, selanjutnya kayu diletakkan  melintang di atasnya.

5.   Acara Api Unggun
a.   Pada acara api unggun peserta didik menciptakan suasana kegembiraan dengan jalan menampilkan kreasi seni, berupa : musik, gerak dan lagu, lawakan, sandiwara, fragmen, dll.
b.   Untuk kelancaran pelaksanaan api unggun perlu dibentuk tim pelaksana yang bertugas mempersiapkan, mengatur jalannya acara api unggun serta melakukan pembenahan kembali  tempat api unggun setelah acara selesai.
c.   Pembina Pramuka yang mengikuti acara api unggun hendaklah ikut menciptakan suasana kegembiraan selama acara api unggun berlangsung.

III.  PENUTUP
        Api unggun sebagai kegiatan di alam terbuka dapat mengembangkan aspek-aspek kejiwaan pada peserta didik, sehingga tepat kiranya bila api unggun dinyatakan sebagai alat pendidikan.  Penyelenggaraan api unggun dapat diprogramkan secara terbuka di Gugusdepan maupun di Kwartir Ranting.


KEPUSTAKAAN
1.    Boenakim, Ny.D BERKERUMUN  DI KELILING API UNGGUN, Kwarnas. Jakarta.

2.    Powell, Lord Baden - MAMANDU UNTUK PRAMUKA, Kwarnas. Jakarta, 1988.        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar